tag:blogger.com,1999:blog-47643494060308068902024-03-19T02:52:52.936-07:00MERENUNG"Jikalau engkau melihat ada seorang yang mengunggulimu dalam urusan dunia,
Maka unggulilah dia dalam urusan akhirat."
(HASAN AL BASRI)Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.comBlogger63125tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-40951214990881779252017-02-06T22:00:00.000-08:002017-02-06T22:07:21.271-08:00Kisah Wanita Bermahar Keislaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDvfrb97PD6i7-277havvIiaikHna6PtckP-l7wq5TMk1RkYdKvg-H28NYLYV1F1frHnFMyRCLdY6-HsHdINKGuHM4M0RiZWyX7C_nmAvUrYxHg_FOm74a7CwKHZzhMkwiLkc7Y2iVCd_T/s1600/20170207_131335.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDvfrb97PD6i7-277havvIiaikHna6PtckP-l7wq5TMk1RkYdKvg-H28NYLYV1F1frHnFMyRCLdY6-HsHdINKGuHM4M0RiZWyX7C_nmAvUrYxHg_FOm74a7CwKHZzhMkwiLkc7Y2iVCd_T/s200/20170207_131335.jpg" width="200" /></span></a><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Rasulullah bersabda,” Ketika aku memasuki surga aku mendengar suara langkah kaki, lalu aku bertanya siapa itu? Malaikat menjawab itu Ghumaisha’ binti Milhan ibunda Anas bin Malik” (HR.Muslim).</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Nama aslinya adalah Ghumaisho’ dan juga dipanggil dengan Rumaisha binti Milhan, atau lebih dikenal dengan Ummu Sulaim. Beliau adalah seorang wanita yang mempunyai sifat keibuan dan cantik rupawan, dirinya dihiasi pula dengan ketabahan, kebijaksanaan, lurus pemikiran, kecerdasan berfikir dan kefasihan serta berakhlaq mulia. Dengan semua sifat tersebut tak heran semua cerita yang baik selalu </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ditujukan kepada beliau. Setiap lisan memuji atasnya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karena sifat tersebut putra pamannya yang bernama Malik bin Nadhir ingin menikahi beliau. Dari hasil pernikahan ini lahirlah....</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Anas bin Malik, salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Saat Rasulullah menyerukan dakwah tauhid, tanpa keraguan beliau bersegera mengucap syahadat. Ummu Sulaim termauk golongan pertama yang masuk Islam dari kaum Anshor. Ujian keislaman pertama yang beliau alami adalah kemarahan Malik, sang suami, saat mendapati istrinya memeluk Islam.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Apakah engkau murtad dari agamamu?” tanya Malik.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Tidak, bahkan aku telah beriman” jawab Ummu Sulaim dengan tegar dan penuh keyakinan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Suatu saat beliau menuntun putranya (Anas bin Malik) sembari mengatakan “katakanlah Laa ilaaha illallah, katakanlah Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” dan Anas menirukannya. Akan tetapi Malik mengatakan, “janganlah engkau merusak anakku.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Aku tidak merusaknya, akan tetapi aku mendidik dan memperbaikinya” jawab Ummu Sulaim.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pada akhirnya perasaan gengsi menyebabkan Malik bin Nadhir menentukan sikap terhadap istrinya yang (menurutnya) keras kepala dan tetap ngotot berpegang pada aqidah yang baru. Malik tidak memiliki alternatif lain selain pergi dari rumah dan tidak akan kembali sampai istrinya mau kembali kepada agama nenek moyangnya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Manakalah Malik mendengar istrinya dengan tekad yang kuat dan teguh terhadap pendiriannya mengulang-ngulang kalimat,” Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,” maka Malik pergi dari rumah dalam keadaan marah dan kemudian bertemu dengan musuh sehingga akhirnya dia dibunuh.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ketika Ummu Sulaim mengetahui bahwa suaminya telah terbunuh, beliau tetap tabah dan berkata,” Aku tidak akan menyapih Anas sehingga dia sendiri yang memutuskannya, dan aku tidak akan menikah sehingga Anas yang menyuruhku.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ummu Sulaim banyak dibicarakan orang dengan rasa kagum. Begitu pula Abu Talhah mendengar kabar tersebut sehingga menjadikan hatinya jatuh cinta. Dengan rasa cinta yang tidak disembunyika, Abu Thalhah melangkahkan kakinya ke rumah Ummu Sulaim untuk melamarnya dengan mahar yang sangat mahal. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim menyesakkan dada sang bangsawan. Ummu Sulaim berkata dengan lembut dan penuh rasa hormat, tidak pantas bagiku menikah dengan orang musyrik. Ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa tuhan-tuhan kalian adalah hasil pahatan orang dari keluarga fulan, dan sesungguhnya seandainya kalian mau membakarnya makan akan terbakarlah tuhan kalian.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Abu Thalhah merasa sesak dadanya, kemudian dia berpaling sedangkan dirinya seolah-olah tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat dan dia dengar. Akan tetapi cintanya yang tulus mendorong dia kembali pada hari berikutnya dengan membawa mahar yang lebih banyak, roti maupun susu dengan harapan Ummu Sulaim akan luluh dan menerimanya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Akan tetapi Ummu Sulaim adalah seorang daiyah yang cerdik, tatkala melihat dunia menari-nari dihadapannya berupa harta, kedudukan dan laki-laki yang masih muda, dia merasakan bahwa keterikatan hatinya dengan Islam lebih kuat dari pada seluruh kenikmatan dunia. Beliau berkata dengan sopan, “orang seperti Anda memang tidak pantas ditolak, wahai Abu Thalhah, hanya saja engkau adalah orang kafir sedangkan saya adalah seorang Muslimah sehingga tidak baik bagiku menerima lamaranmu.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Lantas apa yang Anda inginkan?”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Tebaklah apa yang saya inginkan?”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Apakah Anda menginginkan emas dan perak?”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Sesungguhnya aku tidak menginginkan emas ataupun perak akan tetapi saya menginginkan agar Anda masuk Islam.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Kepada siapa saya harus datang untuk masuk Islam?”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Datanglah kepada Rasulullah untuk itu!”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Maka pergilah Abu Thalhah untuk menemui Nabi yang saat itu sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Demi melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah bersabda,” Telah datang kepada kalian Abu Thalhah sedang sudah tampak cahaya Islam di kedua matanya.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Selanjutnya Abu Thalhah menceritakan kepada Nabi tentang apa yang dikatakan Ummu Sulaim, maka dia menikahi Ummu Sulaim dengan mahar keislamannya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Ummu Sulaim berkata, “Demi Allah! Orang seperti Anda tidak pantas ditolak, hanya saja engkau adalah orang kafir sedangkan aku adalah seorang Muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta yang selain dari itu.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tanpa terasa lisan Abu Thalhah mengulang-ulang, “Aku berada di atas apa yang kamu yakini, Asyhadu an laa ilaaha illallah waasyhadu anna muhammadan rasulullah.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ummu Sulaim lalu menoleh kepada putranya Anas dan berkata dengan suka cita karena hidayah Allah yang diberikan kepada Abu Thalhah melalui tangannya “Wahai Anas! Nikahkanlah aku dengan Abu Thalhah.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kemudian beliapun dinikahkan dengan Islam sebagai mahar. Oleh karena itu Tsabit meriwayatkan hadist dari Anas,” Aku belum pernah mendengar seorang wanitapun yang paling mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya adalah Islam.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">----------------------------------------</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">LIKE FANSPAGE Radio Suara Wahdah</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">https://www.facebook.com/suarawahdah/</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">(ameera/arrahmah.com</span><br />
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-85713968172833862662016-03-16T18:09:00.000-07:002016-03-16T18:09:31.593-07:00Kisah Ta’aruf “Bukan Sopir Biasa”<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc3MTDJgcK-JKjLLJAwL41DnWoTcvmkSz4ogGGQNsy65q0A1Ofpl8P6LXIjyaTQnhMg6sN7jpwrRmyh3itG8CCL70u1n-GTkgSMSTNu2HaoY_VeQ_CQp5v-OVIBtRbtp1QqjItC4jePB5D/s1600/Taaruf.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc3MTDJgcK-JKjLLJAwL41DnWoTcvmkSz4ogGGQNsy65q0A1Ofpl8P6LXIjyaTQnhMg6sN7jpwrRmyh3itG8CCL70u1n-GTkgSMSTNu2HaoY_VeQ_CQp5v-OVIBtRbtp1QqjItC4jePB5D/s1600/Taaruf.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">LAZISWahdah.com – Sopir mobil barang di UD (usaha dagang) milik bapak baru ganti sebulan ini. Bapak memang sengaja memberi tahu orang rumah bila ada orang baru di “UD’-nya. Bukan apa-apa, sebab barang dagangan kadang transit di rumah dulu untuk dicek sebelum dibawa ke gudang. Aku, kakak atau ibu bergantian mengecek barang bila tak sibuk.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dulu pernah kejadian ada orang mengaku sopir baru, pada akhirnya melarikan mobil bapak. Sejak itu, bapak mewajibkan orang rumah tahu semua karyawan bapak.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Waktu berjalan, genap sebulan sopir baru bapak bekerja.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Masih muda, santun</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">tak banyak bicara. Hampir setiap saat bapak memujinya.Yang baiklah, yang pinterlah</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">yang serba bisalah, heran aku dibuatnya. Pada anak-anak sendiri, nyaris bapak tak pernah memuji. Benarkah pujian itu? Diam-diam kuamati sopir muda itu. Datang lebih cepat atau lepas Zhuhur itu jadwal kerjanya. Kata bapak, hal itu sudah diizinkannya. Tiap masuk gerbang, tak pernah lupa mengucap salam. Bila tak ada bapak, ia sama sekali tak nau masuk rumah, memilih menunggu di depan pintu meski sudah ibu persilakan. Bila bicara dengan ibu ia lebih hanyak menunduk, sedikit senyum tapi nada bicaranya tetap</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">terdengar ramah dan santun. O… pantas saja bapak suka padanya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang lebih mengherankan, sekarang kalau keluar kotauntuk urusan pribadi sekalipun, bapak sering mengajaknya. Padahal selama ini, bapak biasa nyopir sendiri. Bila bapak tak</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">sempat mengantar ibu belanja, bapak pun mempercayakan hal itu padanya. Ada lagi yang</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">berubah pada bapak, kaset keroncong dan langgam jawa sudah tak lagi terdengar di</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">rumah atau di tape mobil. Gantinya?! Kaset muratal dan ceramah-ceramah agama. Entah</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">kenapa aku tak pernah tapi bertanya meski aku penasaran. Nonton TV paling saat berita, padahal bapak penggemar sinetron. Nama artis-artis pun bapak hafal….</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sore itu, aku pulang dari kantor tempatku bekerja. Tak ada yang aneh dengan bapak dan ibu, karena seperti biasa mereka berdua selalu duduk di beranda menunggu aku dan kakakku pulang. Tapi kulihat senyum mereka tak seperti biasanya. Benar saja, usai makan malam, bapak membuka pembicaraan yang tak pernah kuduga sebelumnya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">’’Berapa usia kamu sekarang?’ Ah, bapak pakai tanya umurku.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Hampir 26 tahun. Kenapa Pak?”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Belum ingin menikah? Keburujadi perawan tua lho nanti…”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Makanan jadi sulit kutelan. Sejak kapan bapak ingin anaknya cepat-cepat kawin? Buktinya 2 kakak perempuanku menikah saat usia mereka kepala 3. Malah masih kuingat kata bapak, usia kepala 3 baru matang dan siap menikah. Kok sekarang berubah?!</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jujur aku dan kakak-kakakku tumbuh dalam pendidikan sekuler dan menikah di usia berapa pun tak pernah jadi soal. Karir di mata keluarga kami begitu penting. Tapi, sekarang bapak tiba-tiba bicara pernikahan juga agama.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan satu hal yang baru kusadari sekarang, tentang ibuku… Ibuku adalah wanita modern tulen. Salon, berdandan dan segala trendsetter fashion tak pernah ketinggalan diikutinya. Sekarang? Mana kutek di kukunya? Mana kuku panjangnya? Mana make up-nya? Tak terlihat sama sekali. Tapi diam-diam kupuji dalam hati, wajah ibu terlihat lebih ‘ringan’ dan segar tanpa make up.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kau mau nanti bapak carikan. Atau barang kali kamu sudah punya calon sendiri?”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Makanan makin terasa sulit kutelan. Pacar? Aku memang pernah naksir beberapa pria, tapi tak pernah sampai pacaran.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Siapa calon Fa, Pak?” Mas Dodi tiba-tiba menyela.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Sopir bapak…” ucap bapak tanpa dosa. Mas Dodi tertawa. Aku terperanjat berdiri, setengah melotot, tak percaya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Tuh… Pak, apa aku bilang. Bapak ngga’ percaya sih. Belum-belum Fa aja sudah melotot,gimana mau nerima?!” Ternyata mas Dodi sudah tahu rencana bapak.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kutinggalkan meja makan dengan rasa hancur dan terhina. Masa’ bapak tega menikahkanku dengan sopir? Apa kata dunia?! Calon S2 kok cuma dapat sopir…?! Aku menangis di kamar, membayangkan semua mimpi buruk itu.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ibu dan bapak menyusul ke kamar. Menjelaskan semuanya juga soal siapa “mimpi burukku” itu. Aku jadi malu juga setengah tak percaya pada cerita bapak. Aku diberi ke sempatan untuk berpikir sepekan. Hanya sepekan. Kata bapak untuk kebaikan semua dan sebelum kesempatan itu hilang. “Shalat Istikharah, Fa. Biar kamu yakin!” pesan ibu.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tak sampai sepekan, tepatnya 3 hari sebelum batas waktu, aku memberi jawaban “ya” pada bapak, tanpa keraguan sedikit pun. Bapak memelukku, ibu pun menangis. Kulirik mas Dodi mukanya memerah.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sopir bapak memang bukan sopir biasa. Ia lulusan sarjana teknik dan tengah menyelesaikan gelar pasca sarjananya, kala itu atas beasiswa. Kerja sebagai sopir di tempat bapak untuk menutup biaya hidup selama kuliah, juga untuk biaya keluarganya. Ia memang yatim. Praktis sebagai satu-satunya lelaki di rumah, ia menggantikan fungsi kepala rumah tangga. Hal itu baru kutahu saat hendak menikah.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sepekan kemudian, aku menikah dengan sopir bapak. Dua pekan usai menikah, aku diboyong suami terbang ke negeri Sakura. Suami menjalani kontrak kerja di sana. Kini kami sudah dikarunia tiga buah hati. Dua lahir di negeri seberang, seorang di Indonesia. Beberapa bulan lagi kontrak suami akan habis, bila tak diperpanjang dan tak ada aral melintang, insya Allahkami akan kembali ke tanah air. (***)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">NB: Jazakillah khair untuk dik Anna, Insya Allah ketemu lagi di tanah air.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sumber : Majalah Sakinah</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jl. Adyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1541364 119.44827179999993-5.1620434 119.43818679999993 -5.1462293999999993 119.45835679999993tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-74926656623079601082016-02-17T21:29:00.000-08:002016-02-17T21:31:55.466-08:00Mandirilah setelah Menikah meskipun Mengontrak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4gQA8AaF3x_q_ua4DJCxgIWUaa1e9BY9nfKiEwcblApFRWzyYj4RoPzMkAJzT1UcpMvdeh0WtxVIFx8YY1MDCwP_EbkWVegoqbLzjHiV8OaGC1Wsi7n1N_hKYDe9yW3sUNdgG0lABYkQ/s1600/Mandiri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4gQA8AaF3x_q_ua4DJCxgIWUaa1e9BY9nfKiEwcblApFRWzyYj4RoPzMkAJzT1UcpMvdeh0WtxVIFx8YY1MDCwP_EbkWVegoqbLzjHiV8OaGC1Wsi7n1N_hKYDe9yW3sUNdgG0lABYkQ/s1600/Mandiri.jpg" /></a><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">(Ambiguistis) - Konflik antara menantu dengan mertua memang merupakan salah ujian. Namun keduanya terkadang tidak ada yang mau mengalah. Kondisi ini bisa ditolerir selama tidak bersinggungan dengan syari'at Allah. Namun ketika dengan tinggalnya menantu dengan mertua justru menghambat dakwah dan keistiqomahannya untuk ber-Islam, maka hendaknya rumah sendiri bersama suami atau istri akan lebih baik. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kondisi ini akan semakin runyam jika pihak mertua memang belum sepenuhnya memahami agama secara benar sesuai manhaj salaf. Namun sebenarnya, jika menantu mau bersabar justru mendakwahi mertua secara</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> pelan-pelan dengan hikmah adalah jauh lebih mulia.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Semua ada pertimbangan sesuai rumah tangga masing-masing. Sesuaikan pilihan ini dengan keluarga Anda dan semoga diberikan jalan terbaik. Simak penjabaran dari Ustadz Khalid Basalamah berikut ini:</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
</div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="300" src="https://www.youtube.com/embed/bDZhG8if7GE" width="500"></iframe></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1541364 119.44827179999993-5.1620434 119.43818679999993 -5.1462293999999993 119.45835679999993tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-11326041370352892312016-01-26T04:46:00.001-08:002016-01-26T04:46:21.374-08:00Kisah Senyuman dan Segelas Teh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbl7oEpd1hFbK_qYPmdqMwlHzqBM2EdxK59ZFux5CJLqE41cwvB8Vy0bH9wmsofj2RPBkylsx_D-WPbQa9eBMOaaPgSvd0EVJwOkR8Bot8ntQkgwdwQcDVuzwrzw6n6V5Wv7F1klh0JPH0/s1600/Senyuman.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbl7oEpd1hFbK_qYPmdqMwlHzqBM2EdxK59ZFux5CJLqE41cwvB8Vy0bH9wmsofj2RPBkylsx_D-WPbQa9eBMOaaPgSvd0EVJwOkR8Bot8ntQkgwdwQcDVuzwrzw6n6V5Wv7F1klh0JPH0/s1600/Senyuman.jpg" /></a><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">SEORANG guru di Jeddah bercerita :</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di saat saya sedang berada di ruang guru, saya membuat segelas teh untuk diminum, tapi lonceng kemudian berbunyi sementara tehnya masih sangat panas, dan di sekolah ini semua guru wajib untuk bersegera menuju kelas saat lonceng sudah berbunyi.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya kemudian melihat seorang OB (Office Boy) berkebangsaan Filiphina, saya tersenyum kepadanya dan memberinya segelas teh itu.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Keesokan harinya, OB itu datang kepada saya dan berkata</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> kalau dia sangat kaget, itu adalah kali pertama ada seorang guru yang tersenyum kepadanya dan bahkan memberinya segelas teh, dia merasa kalau ada sesuatu yang salah.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Dengan berat saya berkata kepadanya: "Saya ingin memuliakanmu dan kami orang Islam, dan beginilah akhlaq kami "</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dia (OB) berkata : "Saya di sini sudah 2 tahun bekerja, tak ada satu pun dari guru-guru yang ada yang berbicara dengan saya dan memberi saya senyuman. Sebenarnya saya punya ijazah S2 tapi karena kemiskinan dan kebutuhan hidup akhirnya saya mengambil pekerjaan ini."</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya tidak percaya dan ingin membuktikan pengakuannya, saya lalu mengundangnya ke rumah, kebetulan saya punya seorang anak yang duduk di kelas 3 SMA, saya lalu menyodorkan buku ensiklopedia berbahasa inggris, dia (sang OB) lalu membacanya tanpa terbata-bata, saya pun akhirnya yakin kalau dia berkata jujur.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dia kemudian rutin ziarah kerumah saya setiap Jumat. Dia lalu mengumumkan keislamannya, bahkan bisa meyakinkan 10 orang temannya untuk ikut masuk Islam.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Sebabnya : </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"SENYUMAN DAN SEGELAS TEH "</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Jangan engkau menganggap remeh sebuah kebaikan, bahkan jika kebaikan itu hanya meperlihatkan wajah yang sumringah di hadapan saudaramu saat bertemu." (HR. Muslim)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Semoga ALLAH memaafkan kita semua dari segala kekurangan-kekurangan yang ada.[]</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">-------------------</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Diterjemahkan dari kisah yang di muat di akun resmi FB Syekh Muhammad Al 'Arifi -hafidzahhullah- .</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Oleh : Muttaqin Rusli</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Albalaghmedia.com</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jl. Adhyaksa No.40, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.155228 119.44795999999997-35.95521 78.139365999999967 25.644754 160.75655399999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-27122795527500929562016-01-12T22:17:00.000-08:002016-01-12T22:25:13.111-08:00Seorang MTQ yang Mendapat Hidayah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEoMjYsyJbPRhaB7_o8-vpP-i7k9vyiHuLaERpWRxNDkSGUXADhZ6BUFeFCA1a3N1t00xsR2UwFx_aizji7Yzb08Oy5p-IPtYK98vNjOSdOIAC5VNXHshf65qVUhRzABE6vz-hDJfAR5pq/s1600/hidayah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEoMjYsyJbPRhaB7_o8-vpP-i7k9vyiHuLaERpWRxNDkSGUXADhZ6BUFeFCA1a3N1t00xsR2UwFx_aizji7Yzb08Oy5p-IPtYK98vNjOSdOIAC5VNXHshf65qVUhRzABE6vz-hDJfAR5pq/s1600/hidayah.jpg" /></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tahun 2000, Setelah saya menamatkan sekolah jenjang menengah atas (MAN 1 Bulukumba), sebagaimana yang lain saatnya merantau mencari jati diri, kuliah maksudnya.. Dan tentunya Makassar yang menjadi idaman, saya diantaranya, jurusan Aqidah Filsafat perbandingan agama yang menjadi incaran dan favorit dan Alhamdulillah, saya termasuk yang diterima tanpa tes pada jurusan tersebut di salah satu perguruan tinggi di Makassar, ditambah beasiswa karena prestasi di sekolah Alhamdulillah, ditambah pernah menjadi duta Sul-Sel dalam MTQ tingkat Nasional thn tsb.. Oh iya, sekedar info,</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> ana besar di dunia MTQ sejak kelas 2 SD disegala bidang; hafalan, tilawah, kalighrafi, CCQ, dan karir yang sampai ke tingkat Nasional adalah cabang MSQ (Musabaqah Syarhil Qur'an) thn 2000 sebagai penceramahnya, pelatih ana Prof. DR. Rahim Yunus, MA hafidzahullah.. Dan karena itu, sepulang lomba ana laku laris.. Hehehe, diundang ceramah kemana-mana, Maulidan, Isra Mi'raj, Takziyah, Dll... Padahal masih SMA waktu itu lho.. Alhamdulillah, dan yang lebih disyukuri lagi akhirnya saya mulai mengenal sunnah...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kembali ke Laptop...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bersiaplah kami ke Makassar untuk menggapai cita setinggi langit, menjadi ahli Filsafat..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Namun, beberapa hari sebelumnya ada acara peresmian masjid di Kampung Ela-Ela namanya, di Kota Bulukumba, biasa... Ana dipanggil ngaji untuk pembukaannya, eh afwan, bukan peresmian tapi peletakan batu pertama, dihadiri bupati dan tokoh-tokoh yang lain, tapi bedanya rata-rata yang hadir banyak yang jenggotan... Hehehe, iseng tanya, orang bilang ; ini Masjidnya Wahdah (Masjid At-Tarbiyah sekarang),..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setelah sambutan bupati, ada sambutan dari Wahdah, yang naik bicara seorang Ust berperawakan tinggi, putih, ganteng, serak-serak basah, bersemangat,.. Yaah, mirip2 saya, heheheh. Rambutnya maksud ana karena kebetulan rambut sebelah kiri ana sama modelnya rambut beliau, menghadap kedepan.. Hehehe</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang membuat saya tersanjung, dalam sambutannya beliau sebut saya secara khusus, masih seger dalam ingatan beliau bilang gini : "tadi yang ngaji itu saya tersentuh dengan suaranya (cie...chie...), punya bakat dan potensi, kalau mau, saya akan beri beasiswa penuh kuliah di Makassar, di kampus kami yang bernama Stiba".. (Hehehe, ternyata beliau belum tahu, saya calon mahasiswa Filsafat, sorry tadz ya...), tapi terus terang keramahan beliau membuat saya jatuh cinta, ramah dan mudah mencuri hati semua orang, termasuk saya, saat ngobrol kayaknya udah kenal sebelumnya padahal baru ketemu hari itu, masya Allah.. Beliau akrab dipanggil Ust. Zaitun, Bupati Bulukumba Drs. H. Patabai Pabokori kelihatan sangat menghormati beliau..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setelah acara itu saya kembali fokus, tibalah waktunya ke Makassar, baru pertama kali, dilepas deraian air mata sang Ummi, saung diangkat, tekad dikokohkan demi, menjadi ahli Filsafat... Tiba di kampus, takjub dengan kemegahannya (sebenarnya semua membuat saya takjub, maklum orang udik ke Kota, hehehe), perkuliahan sudah dimulai, hm... Rasanya gimana yah? Bangga sih jadi mahasiswa, tapi kok hati ini belum puas dan kayaknya ada kebimbangan... Nggak tau sebabnya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Beberapa hari setelahnya, pulang dulu ke kampung, ceritanya mau ambil perbekalan, setiba di Bulukumba Bapak rahimahullah bilang : "nak, ust. Herman pernah kesini, beliau harap kau masuk Stiba supaya bisa ke Medinah, kata beliau pesan dari ust. Zaitun bede', ndak lama lagi ujian masuk, ikutmako".</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mendengar Bapak bilang begitu, sebenarnya sedikitpun saya dak ada minat, apalagi kalo liat penampilan mereka (Wahdah) yang jenggotan dan celana cingkrang seperti ust. Herman, saya gak suka waktu itu...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tapi demi bakti pada bapak, saya ikut tes Stiba, belum pernah liat kampusnya dan gak ada gambaran apa yang istimewa darinya, saya cuma termotivasi 'bisa kuliah di Medinah' (maklumlah, kuliah diluar kan keren). Singkat cerita saya ikut tes, ternyata tempatnya disebuah lorong yang kalo mobil berpapasang yang satu harus ngalah mundur kebelakang agar bisa lewat, atau merapat ke pagar dengN resiko mobil tergores, itulah Masjid Wihdatul Ummah (Wihdah Abdesir sekarang), terus terang pemirsa, keinginan saya jadi ahli Filsafat belum sirna, bahkan keinginan lanjut kuliah dikampus sebelumnya masih lebih besar, bayangkan... ! Sampai saya berdo'a waktu ikut tes StibA 'semoga gak lulus', (heheheh, aneh juga, biasanya org ujian untuk lulus, bahkan ada yang sampai nazar puasa atau sembelih sapi jika lulus).</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pengumuman keluar, nama ana ternyata ada nyangkut di urutan '17'..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bingung, hahahaha</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Antara mengejar cita-cita dan bakti pada orang tua dengan sedikit keinginan keluar negeri..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akhirnya saya putuskan, jalani dulu di Stiba, kalo gak cocok kan bisa balik lagi ke kampus yang pertama..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tibalah saatnya ke kampus Stiba, karena waktu tes waktu itu bukan di Stiba langsung tapi di kantor Wahdah di Abdesir tadi..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dengan bermodal alamat ditangan, saya berangkat sendiri, kampusnya di Kassi, Antang, bayangan saya kemegahan kampusnya mirip kampus yang pertama, setelah tiba di gerbang luar, ternyata harus jalan kaki sekitar 500 Meter, kampusnya dekat-sekat RPH (rumah pemotongan hewan) dan TPA (tempat pembuangan akhir sampah), saya berjumpa dengan ROSA (rombongan sapi) dan ROKER (rombongan kerbau), heheeh, firasat saya mulai menangkap sesuatu yang buruk, masak ada kampus megah di tempat seperti ini.. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya hampir pulang, urungkan niat, tapi, liat dulu ah.. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dengan menenteng koper (sebenarnya punya roda tapi gak bisa diseret karena aspalnya penuh tinja ROSA dan ROKER) mentoklah saya di sebuah empang, dari kejauhan saya melihat sebuah mesjid dan bangunan sederhana, saya kira pos pengamanan, setelah nanya sama yang lewat, "Pak, mana kampus Stiba?,. "Itu sana pak, yang Masjid", dunia teras gelap, langit seakan mau runtuh, betulkah ini kampus Stiba?!</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Waktu itu saya baju kaos putih bertuliskan 'MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN TINGKAT NASIONAL, PALU thn. 2000', dibelakangnya tertulis 'SUL-SEL'. Itu baju kebanggaan dan kehormatan, saya rasa gak pantas berada ditempat seperti ini.. Dari kejauhan kulihat teman satu kontingen saya dulu melambaikan tangan, saya mendekat, saya bilang : "tabe, mauma' pulang, dak kusangkai Stiba seperti ini". Temanku bilang : "tinggalmi dulu 3 hari ikut penataran (daurah istilah kerennya waktu itu), sudah itu baru pulangki sama-sama". (Heheheheh).</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Hari pertama kulalui dengan kegalauan, hati berkecamuk,...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Malamnya acara perkenalan para mahasiswa baru, tiba giliran saya, saya sebut semua prestasi, termasuk karir terakhir sebagai duta Sul-Sel..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setelah acara ramah tamah, ketua senat datang minta ana kultum Subuh, dengan PeDe kusambuti tawarannya, akan kubuat mereka 'terkeneng-keneng' dengan pidato syarhilku tingkat nasional...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tibalah waktu Subuh, lepas shalat tampillah ketua senat mempersilahkan : "ikhwah sekalian, Subuh ini kita akan mendengarkan kultum dari salah seorang mahasiswa baru, yang baru-baru ini mewakili Sul-Sel dalam MTQ tingkat Nasional cabang Syarhil Qur'an di Palu, kepadanya disilahkan"...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya tampil dengan langkah tegap, memakai jas kebesaran kontingen dengan Logo Sul-Sel, coklat muda kalo gak salah, semua ilmu tampil saya kerahkan yang merupakan hasil karantina sebulan diasrama haji Sudiang sebelum berangkat ke Palu, tarik nafas dalam-dalam untuk menghilangkan gugup, jangan liat mata audiens, lihat kepala mereka dan anggap saja semuanya semut, termasuk pesan penasehat spritual saya amalkan, diantaranya ; kalo mau tampil arahkan lidahmu ke bawah sambil membaca surah Al-Ikhlas, dan niatkan semua lawan-lawanmu di bawah, bayangkan huruf 'Allah' dan bayangkan kau duduk dalam huruh 'ha' (hehehehe, jangan diamalkan yah!), dengan berapi2, saya pidato dihadapan mereka para mahasiswa baru, belum ada yang saya kenal kecuali teman sekontingen saya, seorang ikhwah berjenggot tebal yang saya kira dosen yang dikemudiN hari ternyata sekelas saya mengangguk-angguk, saya semakin semangat.. Tujuh menit jatah kultum molor sampai 15 menit, selesai.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semua puas, kagum, termasuk saya... Namun belum sampai saya kembali duduk, naiklah sesesorang yang ternyata dosen di stiba, sangat tenang, beliau menyambut semua mahasiswa, dan memuji ceramah saya, saya besar </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">kepala, kesemsem senyam-senyum, namun ternyata, setelah kepala saya 'dielus-elus' saya 'dibanting', beliau mengurai hadits-hadits yang saya ceramahkan satu persatu yang ternyata semuanya lemah, bahkan ada yang palsu..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya malu luar biasa, gak nyangka sperti itu, padahal saya tinggalkan Bulukumba melihat diri saya sudah seperti 'Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah', apalagi ceramah yang saya banggakan sudah tampil diivent tingkat nasional, bukan hal yang gampang, namun ternyata diluluh lantahkan oleh ust tsb, yang dikemudian hari saya tahu bernama Ust. Muhammad Yusran Anshar...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saya terhentak, tersadar, keangkuhanku runtuh, ternyata aku bukan apa2.. Akhirnya tekadku bulat, harus belajar lebih mendalam, kupustuskan di Stiba, semakin saya rasa kejahilan namun, alhamdulillah bersinergi dengan kehausan ilmu, sampai Allah memilihkan jalan ke Sudan, melanjutkan pendidikan di International University Of Africa, selepas itu Alhamdulillah kembali bergabung dengan barisan pejuang sunnah insya Allah diantas Manhaj yang shahih, Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman para Salaf..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Syukran ya Allah atas hidayahMu</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Terima Kasih guru-guru saya yang tercinta, dari kalianlah saya belajar ilmu, adab dan tujuan hidup yang sebenarnya..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Terkhusus buat kepada yang menjadi Sebab pertama kali kami melihat hidayah ; ust. Muhammad Zaitun Rasmin hafidzakalllah, apa yang saya pelajari dari kesabaran, kesantunan dan keramahan ust lebih banyak dari ilmu ust..</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semoga Allah menjaga ust dan Wahdah Islamiyah, di Wahdalah saya belajar dakwah bil hikmah tanpa ta'asshub dan arogan...</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Juga buat Murabby pertama saya : ust. Herman Hasyim -hafidzahullah-</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">##Ust. Harman Tajang, Lc., M.H.I##</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">#WahdahBukanTeroris = http://wahdahmakassar.org/klarifikasi-wahdah-islamiyah-atas-tuduhan-teroris-metro-tv/</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jl. Adhyaksa No.40, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.155228 119.44795999999997-35.9552115 78.139365999999967 25.6447555 160.75655399999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-76052813554528801662015-09-27T20:52:00.001-07:002015-09-27T20:52:52.161-07:00Kisah “Suami Yang Berbohong Demi Istrinya”<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh23x4P4NftF12P7h3HsF95JHNWuc6AK2dn6QgIIdptCwnpn_GuoDqDk0DUDbMYixWOlwN1r3qJL4KQSaMg_S4kc7nPnp3PMpwnjMYgJCwfcd6-uwg4FKQwx3sZqUDQtQcvupY84hMKtaAL/s1600/Suami-istri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh23x4P4NftF12P7h3HsF95JHNWuc6AK2dn6QgIIdptCwnpn_GuoDqDk0DUDbMYixWOlwN1r3qJL4KQSaMg_S4kc7nPnp3PMpwnjMYgJCwfcd6-uwg4FKQwx3sZqUDQtQcvupY84hMKtaAL/s1600/Suami-istri.jpg" /></span></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik:“kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik,akhirnya menjadi berisik.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang istri pun bad rest di rumah sakit.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Haah, pergi?”. Kata sang istri.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan subhanallah …</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanyadan membacanya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya,ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">selang beberapa waktu sang isteri meninggal dunia karena kelainan pada organ ginjalnya betapa terpukulnya sang suami dan sejak saat itulah sang suami berjanji akan merawat anak semata wayangnya dan tak akan menikah lagi demi cintanya pada sang istri. (7trending)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Link "http://www.muslimahcorner.com/</span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">"</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jl. Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1513493000000006 119.44121040000005-5.1553028 119.43616790000004 -5.1473958000000009 119.44625290000005tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-91388859923382276182015-06-08T18:49:00.001-07:002015-06-08T19:03:15.648-07:00Pacaran setelah Menikah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8iMqEdfZ1lXTzKmT_iqFYVB4WfX_ITbt4SFWX08PDKvrgdWRRZc0rpy5uJLigpM0S12-D24RB1EpXCeY03RWlioXOLxzK8I08CeMZ_HDSURlBskyIY9ysHugbXYnR8veyAIDrjsvly1Vw/s1600/Rahmahku.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8iMqEdfZ1lXTzKmT_iqFYVB4WfX_ITbt4SFWX08PDKvrgdWRRZc0rpy5uJLigpM0S12-D24RB1EpXCeY03RWlioXOLxzK8I08CeMZ_HDSURlBskyIY9ysHugbXYnR8veyAIDrjsvly1Vw/s1600/Rahmahku.JPG" /></a></div>
<u><b>Zawjati...</b></u><br />
<br />
Uhibbuki mitsla mâ antê<br />
(Aku mencintamu sebagaimana kamu mencinta)<br />
<br />
Uhibbuki kaifamâ kunteee<br />
(Aku mencintamu apapun kondisinya)<br />
<br />
Wa mahmâ kâna mahma shâra<br />
(Tak peduli dengan yang sedang atau akan terjadi)<br />
<br />
Anti habîbatî anteee<br />
(Kamu tetap dan akan selalu menjadi cintaku)<br />
<a name='more'></a><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dynInlZ1cOiADFbsATmKL0B4hJBqOCccxfWmgGBPcYm51mMcMFUjryzIUYhjzMAKPm4RS66O-a2ffPFT41rDQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe><br />
<br />
Halâli anti lâ akhsyâ azûlan hammuhu maqtee<br />
(Kamu adalah istriku yang halal, Aku tidak peduli dengan orang yang mencelaku)<br />
<br />
Laqad adzina zamânu lanâ bi wushlin ghayri mumbatteee<br />
(Waktu telah mengizinkan kita untuk selalu hidup bersama)<br />
<br />
Saqayti-l hubba fî qalbî bi husnil fi’li wa-s samti<br />
(Kamu menyemaikan cinta dalam lubuk hatiku, dengan sayang dan budi baik)<br />
<br />
Yaghîbu-s sa’du in ghibti<br />
(Semua kebahagiaan terasa hampa ketika engkau tidak ada)<br />
<br />
Wa yashfu-l a’ysyu in ji’ti<br />
(Hidup serasa menggairahkan ketika engkau ada di sana)<br />
<br />
Nahâri kâdihun hattâ idzâ mâ udtu li-l baytee<br />
(Hariku sulit hingga aku kembali pulang ke rumah)<br />
<br />
Laqîtuki fanjalâ ‘annî dhanâya idzâ tabassamteee<br />
(Semua sedih lenyap seketika tatkala kulihat senyum manismu)<br />
<br />
Tadhîqu biya-l hayâtu idza bihâ yawman tabarramti<br />
(Hidupku menjadi susah ketika suatu hari kamu bingung)<br />
<br />
Fa as’â jâ hidan hatt â uhaqqiqa mâ tamannaytee<br />
(Sehingga Aku berusaha keras untuk membuat pintamu menjadi nyata)<br />
<br />
Hanâ’î anti fa-l tahnay bi dif’il hubbi mâ isytee<br />
(Kamu adalah bahagiaku, maka nikmatilah dengan kehangatan cinta, selama kamu masih hidup)<br />
<br />
Fa rûhanâ qad I’talafâ ka mitsli-l ardhi wa-n nabteee<br />
(Jiwa kita sudah menyatu sebagaimana halnya bumi dan tetumbuhan)<br />
<br />
Fa yâ amalî wa yâ sakanî wa yâ unsî wa mulhimateee<br />
(Kamu adalah harapanku, ketenanganku, kedamaianku dan pemberi inspirasi –dalam hidupku)<br />
<br />
Yathîbu-l aysyu mahmâ dhâqati-l ayyâmu in thibteee<br />
(Hidup ini indah asal kamu bahagia sekalipun masalah sehari-hari sulit mendera)<br />
<br />
===<br />
Link lirik dan penjelasan: http://www.oaseimani.com/lirik-nasyid-zawjati-bahasa-arab-inggris-dan-indonesia.html<br />
<br />
https://www.facebook.com/wanitaindonesiabercadar/videos/862079620547614/<br />
<div>
<br /></div>
<br />
Video dengan nasyid Indonesia: https://youtu.be/XjQhPsRZotw<br />
<div>
<br /></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1511881 119.44009410000001-5.1531651 119.43757260000001 -5.1492111 119.44261560000001tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-34970319609500709802015-04-19T19:50:00.000-07:002015-04-19T19:50:14.794-07:00Tidak Sesuai Keinginan, Tapi Sesuai Kenyataan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHCSEryg2T91CEelAEKzPnykP1XbH7UBRBs0DVVV_mKCzWqlUM-L62DAQH_viQIOpYygCPSmN6wb03jJb3u-USz6eV5ooOb7UOOMIs-z8-jLLCztAuFQjTtMJ13IzxfkKjdXnth5wIXFt/s1600/Sabar+&+Syukur.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHCSEryg2T91CEelAEKzPnykP1XbH7UBRBs0DVVV_mKCzWqlUM-L62DAQH_viQIOpYygCPSmN6wb03jJb3u-USz6eV5ooOb7UOOMIs-z8-jLLCztAuFQjTtMJ13IzxfkKjdXnth5wIXFt/s1600/Sabar+&+Syukur.jpg" /></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Memang kesulitan itu dibarengi oleh Kesabaran,,,kata seorang penyair bahwa, sesungguhnya jika matahari adalah sebuah kemudahan dan air hujan (hujan) adalah sebuah kesulitan, maka sungguh kita membutuhkan keduanya untuk melihat indahnya Sang Pelangi. Maka kehidupan itu harus beriringan antara kesulitan dan kemudahan oleh sebab itu, kita harus selalu bisa bersabar dan bersyukur. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kisah seorang wanita muda, cantik, dan umurnya belasan tahun menikah dengan seorang kakek-kakek, suatu saat wanita muda ini </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">duduk di depan teras rumahnya dgn suaminya yg sangat gembira maka lewatlah seorang pemuda lalu menyapanya, aduhai sungguh bahagia kelihatannya engkau dan laki2 itu, siapakah gerangan laki2 itu? Apakah dia bapakmu atau mungkin kakekmu? Kata sang wanita ini, ketahuilah dia suamiku, maka pemuda ini mengatakan aduhai celaka engkau, masa wanita cantik muda molek seperti engkau mendapatkan suami tua yang lebih pantas jadi bapakmu bahkan lebih pantas jadi kakekmu. Apa jawaban wanita ini? dia katakan aduhai sungguh engkau yg celaka, sungguh sy bahagia menerima lamaran dan siap sy sabar u/menerima laki2 tua ini yg pantas jadi bpkku atau kakekku sy menjadi istrinya krn sy ingin dia bersyukur dan sypun bersabar dgnnya, bukankah kesyukurannya akan membawanya ke syurga dan kesabaranku akan membawaku ke syurga disitulah nanti Allah mempertemukan aku dgn kesyukuran dia dan kesabaran aku....</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">~ Abu Hafs ~</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-27663763978966190972015-03-20T23:34:00.000-07:002015-03-20T23:34:03.075-07:00Salah Satu Alasan Perlunya Baca Al-Qur'an Setiap Hari Walau Belum Paham Artinya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHpknaIJs0CuCL7hE8AZWgazEE0wUFkjBBx3OYdlFUZqu0RMj3Ddav66KsgXiomTMbE3G8Z6UvU2Fjxo-p2B94OzHqmKspJRUp-3Eq2ZMPAKkSDd92fIOLMdqxyOfRbVtPwRLs1TCkKiS/s1600/al-quran3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHpknaIJs0CuCL7hE8AZWgazEE0wUFkjBBx3OYdlFUZqu0RMj3Ddav66KsgXiomTMbE3G8Z6UvU2Fjxo-p2B94OzHqmKspJRUp-3Eq2ZMPAKkSDd92fIOLMdqxyOfRbVtPwRLs1TCkKiS/s1600/al-quran3.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">sebuah kisah mengenai seorang kakek dan cucunya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setiap pagi, Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti sang kakek dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Suatu hari sang cucunya bertanya, ”Kakek! Aku mencoba untuk membaca Quran seperti yang kau lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Quran?”</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjangnya ia menjawab, “Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya, karena keranjangnya berlobang.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang kakek berkata, “Aku tidak mau ember itu, aku hanya mau keranjang batubara. Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat Kek, percuma!”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Jadi kamu pikir percuma?” jawab kakek. “Lihatlah keranjangnya!”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Cucuku,” ujar si kakek kemudian, “Hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Semoga kita bisa mempraktekkan membaca Al Quran setiap hari, meski hanya satu halaman saja. Karena Al Quran mampu membersihkan hati kita, meskipun kita belum memahami maknanya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ibarat seseorang yang tidak mengerti bahasa Inggris sama sekali, pergi ke London, ia hanya diajarkan satu kata penting jika memerlukan pertolongan, yakni kata “Help!”</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Maka, ia akan takjub ketika ia mengucapkan “Help!” akan ada banyak orang yang mendekatinya, meski ia tidak mengerti apa arti kata itu.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Demikian juga, kita sebagai muslim meyakini bahwa Al Quran bersifat menyembuhkan, hanya dengan mendengarnya saja hati bisa menjadi tenang, bagaimana jika kita membacanya setiap hari berulang-ulang dengan penghayatan. In syaa Allah Al Quran bisa menyembuhkan penyakit fisik dan jiwa kita.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sumber : http://annida-online.com/</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-85755399771304007522015-03-09T17:51:00.000-07:002015-03-09T17:51:24.709-07:00Nasihat di Malam Pengantin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjteRDUpFN2h7Lj_teXpsi4yT8cJvXeDYni_0wTjtJ1qK6OLzXEayHvOjcrMv5X0ZH3HFCmzL3-dKLKMotIwExU60dC5EWiOqnMiknQxhd8Z1mQ9XQ3tVp5WazuMoRI7G5GHEnd8V9DkHkE/s1600/pernikahan1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjteRDUpFN2h7Lj_teXpsi4yT8cJvXeDYni_0wTjtJ1qK6OLzXEayHvOjcrMv5X0ZH3HFCmzL3-dKLKMotIwExU60dC5EWiOqnMiknQxhd8Z1mQ9XQ3tVp5WazuMoRI7G5GHEnd8V9DkHkE/s1600/pernikahan1.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">INILAH salah satu contoh wasiat seorang bapak kepada putrinya yang telah melangsungkan akad nikah di malam pertamanya. Sang bapak berpakat, “Wahai putriku, ketahuilah:</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Ketentramanmu sangat bergantung pada suamimu, karena bahagia atau sengsaranya salah satu pasangan sangat ditentukan oleh yang lainnya. Waspadalah dari segala perkara yang dapat memicu kebencian.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Taatilah suamimu dengan sungguh-sungguh. Hindari sikap <a name='more'></a>ejekan, hinaan, celaan dan pembicaraan ngelantur. Hindari sikap berlebihan karena itu menjadi kunci talak.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Jagalah kesehatanmu, hindarilah segala bahan kosmetik yang menipu kecantikan wajah dan merusak penampilanmu.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Kerjakanlah seluruh tugas dan kewajibanmu. Ketahuilah, semua urusan luar rumah menjadi urusan pribadi suamimu, dan semua pekerjaan dan tugas dalam rumah menjadi tanggungjawab pribadimu.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Ketahuilah setiap laki-laki yang lembut dan shalih selalu mendambakan istri yang cerdik, cekatan, dan pandai menyembunyikann berbagai macam keluhan.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Rapikah segala urusanmu dan jangan sekali-kali membocorkan rahasia rumah tanggamu kepada oranglain.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Janganlah kamu membuka surat-surat suamimu tanpa seizinnya dan jangan sampai kamu merengek-rengek untuk mengetahui sesuatu yang dirahasiakan oleh suamimu.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Jagalah sesuatu yang menjadi penyebab perselisihan dengan suamimu. Dan jangan sampai orang lain tahu tentang rahasia perselisihan rumah tanggamu.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Peliharalah nasihat ini dan bacalah minimal sekali dalam sebulan serta pergilah! Semoga Allah menjagamu.”</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sebagai catatan terkahir, tidak boleh seorang pengantin menampakkan auratnya kepada para tamu undangan kecuali pada mereka yang memiliki hubungan mahram. Karena Allah telah menjadikan aturan dalam masalah ini secara lengkap dan sempurna. [reni/islampos]</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>Sumber: Cerdas Memilih Jodoh/karya: Zaenal Abidin bin Syamsudin/penerbit: al-Manar</b></span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-7233367393799378992015-03-05T23:15:00.000-08:002015-03-05T23:15:57.915-08:00Ukhti, Pilihlah Suami yang Taat Beragama dan Berakhlak Mulia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYTQHgEqqyq82B2G-UFn4Wm89iMMmAzdLA9xZhJFX7CEfAEyGohOBMLQ2sUBUonfP3RJrfRFuzXzHTy3NqnJbaZoH4kPPGjl1QxRyLTj_SymVHdWqIc7n_sV88-Iv5k2cF_8hAeV1k8IA7/s1600/muslimah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYTQHgEqqyq82B2G-UFn4Wm89iMMmAzdLA9xZhJFX7CEfAEyGohOBMLQ2sUBUonfP3RJrfRFuzXzHTy3NqnJbaZoH4kPPGjl1QxRyLTj_SymVHdWqIc7n_sV88-Iv5k2cF_8hAeV1k8IA7/s1600/muslimah.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">KIAT pertama yang harus dilakukan seorang wanita agar sukses membangun rumah tangga bahagia, langgeng, rukun, serta jauh dari permusuhan adalah mentaati perintah Rasulullah SAW:</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Apabila orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang untuk melamar, nikahkan dia. Jika tidak, pasti akan terjadi fitnah di bumi ini sekaligus kerusakan yang sangat parah.” (HR.Tirmidzi)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Apabila orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang untuk melamar, nikahkan dia. Jika tidak, pasti akan terjadi fitnah di bumi ini sekaligus kerusakan.” Para sahabatnya bertanya,</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> “Rasulullah, meskipun pada diri itu terdapat kekurangan?” Rasulullah menjawab, “Apabila orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang untuk melamar, nikahkan dia,” jawab Rasulullah tiga kali. (HR. Tirmidzi).</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Artinya apabila kalian tidak menikahkan seorang pria yang taat beragama dan berakhlak mulia, meskipun tidak kaya, tidak terhormat, atau tidak terpandang, karena kalian lebih menyukai sosok yang kaya, terhormat, dan terpandang, meskipun dia tidak taat beragama dan tidak berakhlak mulia, hal ini akan mengakibatkan kerusakan yang parah. Mungkin akan banyak wanita yang hidup tanpa suami, dan banyak pula pria yang hidup tanpa isteri. Zina dan perbuatan nista akan tersebar luas. Hal ini akan menyebabkan ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangaa.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Allah SWT dan Rasul-Nya telah memberikan wasiat dalam memperlakukan wanita. Dengan demikian, akhlak mulia harus bersanding dengan agama, dan harus dijadikan pertimbangan utama dalam menentukan pasangan hidup. Pria yang taat beragama dan mulia pastia akan memperlakukan isterinya dengan baik, apabila dia mencintainya. Dan, jiak dia tidak menyukai isterinya, dia takkan pernah menghinanya, kalau tidak bisa mempertahankan rumah tangganya, dia pasti menceraikan isterinya dengan cara yang baik pula. [reni/islampos]</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>Sumber: Kiat Menjadi Muslimah Seutuhnya/karya: Adnan Tharsyah/Penerbit: Senayan Publishing</b></span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-52580032886444675322015-03-03T02:05:00.003-08:002015-03-03T02:12:46.590-08:00Perbanyaklah Berinteraksi dengan Cermin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
"<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH7JZr2wD3KOGzqZEAglqgABwLXR0W5VLW7znoz8zBlCLfM9fN-cwUtFd5EuZW9x5ghjMN8qpzbsRwcAHkx1XyfbjE8WRZGl3v-MtmarkY_D8Uf8U6HyNGlxuRNUbVgS2-CY7bda9JxfkY/s1600/Obat+Galau.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH7JZr2wD3KOGzqZEAglqgABwLXR0W5VLW7znoz8zBlCLfM9fN-cwUtFd5EuZW9x5ghjMN8qpzbsRwcAHkx1XyfbjE8WRZGl3v-MtmarkY_D8Uf8U6HyNGlxuRNUbVgS2-CY7bda9JxfkY/s1600/Obat+Galau.jpg" height="200" width="320" /></a></div>
"Perbanyaklah Berinteraksi dengan Cermin"<br />
<br />
Mencintai bukanlah memberikan yang terbaik dalam 'kelebihan'<br />
tetapi memberikan yang terbaik dalam 'kekurangan'<br />
<br />
<br />
Ketika seorang Lelaki ditanya, mengapa memilih wanita yang cantik.?<br />
maka merekapun menjawab, karena yang 'Ganteng itu Haram"<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Mengapa Wanita harus menunggu Lelaki yang 'Ganteng'<br />
Jika ternyata yang 'Ganteng-Ganteng itu Serigala'<br />
<br />
Mengapa Wanita harus menolak Lelaki hanya karena tidak 'Ganteng'<br />
padahal sekiranya dia 'Ganteng' maka bisa jadi bukan kamu yang akan dipilih jadi calon istrinya. ^^<br />
<br />
Lelaki tidak seharusnya menolak wanita hanya karena kurang Cantik<br />
karena yang cantik pun belum tentu mau sama kamu.<br />
Jika Lelaki mencari 'Tulang Rusuk' yang 'Lurus'<br />
maka bersiaplah untuk tidak mendapatkannya<br />
sebab, sejatinya 'Tulang Rusuk' itu 'Bengkok'<br />
<br />
Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini...<br />
tetapi percayalah Allah telah menyiapkan seseorang yang sempurna untukmu...<br />
yang akan menyempurnakan separuh Agamamu dan akan menutupi kekuranganmu...<br />
<br />
"Maka terkadang di situlah saya tidak ikut-ikutan merasa Sedih"<br />
<br />
#LihatlahAgamadanAkhlaknya</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-56683819120402182892015-02-15T21:39:00.000-08:002015-03-03T02:09:40.923-08:00Kisah Cinta Sejati yang Mengharukan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDEe_couZTnUeqWtNphrx0LTQziABKN_k1e_bHjWlM_dEEN5DbFzhxFkzBATk8WWJYvdonmTUnDFgkzeeeO3LvOfuKYu68_kMUD7_OUTe290TeXzO8SMAGfyrmKiBCZf2CB5kdka1KzpJz/s1600/Pernikahan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDEe_couZTnUeqWtNphrx0LTQziABKN_k1e_bHjWlM_dEEN5DbFzhxFkzBATk8WWJYvdonmTUnDFgkzeeeO3LvOfuKYu68_kMUD7_OUTe290TeXzO8SMAGfyrmKiBCZf2CB5kdka1KzpJz/s1600/Pernikahan.jpg" /></a><span style="text-align: center;">Memilih Seorang Suami itu bukan dilihat dari materinya tapi......yang bisa membangunkanmu shalat di waktu sepertiga malam.........</span></div>
<a name='more'></a><br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="300" src="https://www.youtube.com/embed/KXRTFRPtyhE" width="500"></iframe></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-17200507686861109082015-02-10T01:19:00.003-08:002015-03-03T02:11:18.531-08:00Ilustrasi Seorang Wanita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOvo-cMz2Pt6Q70kWN0k4KbDWslt8eGk-qwRZp2Q8MmJyfDYPf50KFfNbWLPBQ27bpytVC5CsNSaV2MmrH9SwKa7uQJkfcJqImjLyeE0DgJilIUVANJumjZGQtKYLMnwOd8EfWCibMBmsA/s1600/juru-kamera-bercadar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOvo-cMz2Pt6Q70kWN0k4KbDWslt8eGk-qwRZp2Q8MmJyfDYPf50KFfNbWLPBQ27bpytVC5CsNSaV2MmrH9SwKa7uQJkfcJqImjLyeE0DgJilIUVANJumjZGQtKYLMnwOd8EfWCibMBmsA/s1600/juru-kamera-bercadar.jpg" height="198" width="320" /></a><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">Seorang gadis membeli sebuah hape keluaran terbaru. Untuk melengkapi hapenya nya gadis itu juga membeli layar antigores dan sebuah cover cantik untuk hape tersebut. Gadis itu menunjukkan handphone barunya kepada sang ayah, kemudian terjadi percakapan seperti di bawah ini:</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Ayah: “Wah, hape mu bagus sekali nak. Berapa harganya?”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Gadis: “Harga hapenya 7 juta, 200 ribu untuk covernya, dan 100 ribu untuk antigoresnya.”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Ayah: “Oh, kenapa kamu sampai harus membeli cover dan antigoresnya? Padahal kamu bisa menghemat 300 ribu”.</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Gadis: “Ayah! Aku sudah menghabiskan 7 juta untuk membeli hape ini, bagaimana kalau hape ini sampai rusak!? 300 ribu bukan apa-apa dibanding keamanan hapeku. Lagipula covernya membuat hapeku semain terlihat cantik.”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Ayah:” Hmm, bukankah berarti produsen hapemu itu teledor karena membuat hape yang tidak cukup aman jika tidak pakai perlindungan?”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Gadis:” Tidak Ayah! Produsen Hape ini sendiri yang merekomendasikan untuk membeli layar antigores dan cover untuk perlindungan. Dan aku tentu tidak mau Hapeku rusak!”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Ayah: “Apakah semua itu malah membuat kecantikan hapemu berkurang?”</span></li>
<li><span style="line-height: 19.3199996948242px;">Gadis: “Tidak, malah Hapeku semakin terlihat cantik”.</span></li>
</ul>
<br />
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sang ayah menatap anak perempuannya kesayangannya dengan senyum penuh sayang. Kemudian sang ayah berucap, “Anakku, kamu tahu ayah sangat menyayangimu. Kamu membayar 7 juta untuk membeli hape favoritmu dan 300 ribu untuk perlindungannya. Dan Ayah sudah membayar dengan segenap hidup ayah untuk memilikimu, apalah artinya kalau kau tidak mengcover dirimu dengan hijab untuk perlindunganmu. Handphone ini tidak akan dipertanyakan di akhirat ini, tapi anakku, kau dan ayah akan dipertanyakan tentang perlindunganmu.”</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<b>-Courtesy of Mohammad Bilal Shaikh</b></div>
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-13610225353539104502014-12-27T07:05:00.000-08:002014-12-27T07:05:59.051-08:003 CARA MUSLIMAH MENAWARKAN DIRI KEPADA CALON SUAMI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl3vNqc3ZHgdHiRAYHjhiuQbgrZVs4TyajXOD_25qutbCZFokX3LOoxAiL-DWdaGhlGgp14Uxc2yZlSxZ6FXpl7y7wAI1T2jsp0fdXqwk-4llXqC8F80GdFZ2G_8gCExlq9Fk9SNdHrV7B/s1600/jodoh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl3vNqc3ZHgdHiRAYHjhiuQbgrZVs4TyajXOD_25qutbCZFokX3LOoxAiL-DWdaGhlGgp14Uxc2yZlSxZ6FXpl7y7wAI1T2jsp0fdXqwk-4llXqC8F80GdFZ2G_8gCExlq9Fk9SNdHrV7B/s1600/jodoh.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Salah satu ikhtiar mencari jodoh bagi muslimah adalah ‘menawarkan diri’. Jika selama ini kita hanya terbiasa mendengar laki-laki ‘melamar’ wanita yang ingin dinikahinya lalu wanita punya hak menerima atau menolaknya, ternyata ada pola lain yang dicontohkan sahabiyat. Yakni ‘menawarkan diri’ kepada laki-laki mukmin yang dipandangnya baik menjadi seorang suami.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Lalu bagaimana caranya? Ada 3 cara yang bisa kita ambil dari contoh sahabiyat dan putri Nabi sebagai berikut:</span><br />
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">MENYURUH ORANG LAIN<a name='more'></a></span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini dilakukan oleh bunda Khadijah saat beliau berkeinginan menikah dengan Muhammad, yang kelak menjadi Rasulullah. Khadijah melihat keagungan akhlak pada pemuda mulia ini. Terlebih, setelah pegawainya menceritakan bagaimana akhlak dan prestasi Muhammad selama berbisnis ke luar negeri bersamanya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Khadijah kemudian mengutus Nafisah binti Munayyah untuk mendatangi Muhammad. Jangan dibayangkan Nafisah langsung ‘melamar’ Muhammad dengan mengatakan “Khadijah ingin menikah denganmu, apakah engkau mau?” Tidak. Tidak begitu caranya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Terlebih dahulu Nafisah bertanya kepada Muhammad apakah di usianya yang menginjak 25 tahun ini Muhammad tidak ingin menikah. Setelah tahu bahwa Muhammad sebenarnya juga ingin menikah tetapi tidak tahu dengan siapa ia harus menikah, barulah Nafisah bertanya menyebutkan kriteria yang dimiliki Khadijah.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Jika ada wanita rupawan, mempunyai kedudukan mulia, hartawan dan bangsawan yang mau menikah denganmu, apakah kau mau menikah dengannya?” Dari pertanyaan ini, tahulah Muhammad bahwa wanita yang dimaksud Nafisah adalah Khadijah. Muhammad pun kemudian menyetujuinya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">MENGATAKAN LANGSUNG</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini contoh ‘ekstrem’ yang tidak semua wanita bisa melakukannya. Mengatakan langsung keinginannya untuk menikah kepada seorang lelaki shalih yang dipandang mampu menjadi imamnya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu,” kata seorang wanita kepada Rasulullah. Wanita itu sungguh sangat pemberani, sebab saat itu, ada sahabat yang berada di sekitar Rasulullah. Rasulullah hanya melihatnya sejenak, kemudian menundukkan pandangannya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Mendapati Rasulullah tidak juga menjawab, wanita itu tertunduk malu. Seorang sahabat yang mengetahui hal itu kemudian mengambil inisiatif, “Ya Rasulallah, jika engkau tidak berkenan menikahinya, nikahkanlah aku dengannya.”</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah mengabulkan permintaan sahabat itu, dan sahabiyat juga setuju. Lantas Rasulullah menanyakan maharnya. Sahabat itu ternyata miskin, ia tak memiliki apapun sebagai mahar. Bahkan cincin besi pun tak punya. Akhirnya, mereka menikah dengan mahar sahabat itu membaca surat Al Qur’an yang dihafalnya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">MEMINTA ORANGTUA MENANYAKANNYA</span></li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Cara ketiga, dan ini mudah dilakukan, sebanding dengan cara pertama. Yakni seorang muslimah menceritakan isi hatinya kepada orang tuanya, lalu orang tua yang menawarkan kepada laki-laki yang dimaksudkan anaknya, apakah ia mau menikahinya atau tidak.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Inilah yang dilakukan salah seorang putri Nabi Syuaib setelah Nabi Musa membantunya mengambil air. Ia terkesan kepada Nabi Musa; kepribadian dan kemuliaan akhlaknya dan menceritakan hal itu kepada ayahnya. Lalu ia pun meminta Nabi Syuaib mengambil Nabi Musa sebagai pegawainya. Ini adalah ungkapan halus, dan Nabi Syuaib mengetahui bahwa putrinya ingin menikah dengan Nabi Musa. Dan akhirnya keduanya pun menikah.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Demikianlah 3 cara muslimah menawarkan diri untuk menikah. Meskipun bagi masyarakat kita hal ini tabu, nyatanya para ulama memandang hal ini sebagai kemuliaan. Dan di era sekarang, cara ini tetap mulia. Jauh lebih mulia daripada pacaran. [Muchlisin BK/keluargacinta.com]</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1515431 119.44211689999997-5.1535201 119.43959539999997 -5.1495660999999995 119.44463839999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-13505982258540855382014-12-17T06:02:00.000-08:002015-03-03T02:12:04.453-08:00Manisnya Iman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXWkifmDFgnonERJw7OgaShUHZEmr5WW7s8K4shdGYtNhPglsE0NeslobNVT1d5zauYQ4W46O4S4XnM33W5mZvvKrQoteFaAFn_VPaxcdy2AgD2k0xAjwjL76QShviDH_2cxWetcFeiv4v/s1600/menangis.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXWkifmDFgnonERJw7OgaShUHZEmr5WW7s8K4shdGYtNhPglsE0NeslobNVT1d5zauYQ4W46O4S4XnM33W5mZvvKrQoteFaAFn_VPaxcdy2AgD2k0xAjwjL76QShviDH_2cxWetcFeiv4v/s1600/menangis.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px;">Video Renungan dan Inspirasi,</span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px;">Rasakan manisnya iman, simak petikan hikmah-hikmah </span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px;">Bersama Ustadz Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.Hi</span></div>
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="300" src="//www.youtube.com/embed/Rz_Hsw9LogU" width="500"></iframe>
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-62694184385042307882014-11-29T22:23:00.000-08:002014-11-29T22:26:10.935-08:00Teuku Wisnu Banjir Pujian : Pakai Nama Kuniyah, Berjenggot dan Bercelana Cingkrang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7RsqPe3dGirKgI21hVV8gdX0tVoPbrQhsv_7E0PWEgo8R6m1hSnNuRLiMtbQHLFV5RsK13xiCfsGbnTt09NPJpap2ZwXh6Fl7lsKpE1awTeisWz2M_SnHH8XC3no27AGaT2MrQM03cmAM/s1600/abu-adam-alfatih-680x365.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7RsqPe3dGirKgI21hVV8gdX0tVoPbrQhsv_7E0PWEgo8R6m1hSnNuRLiMtbQHLFV5RsK13xiCfsGbnTt09NPJpap2ZwXh6Fl7lsKpE1awTeisWz2M_SnHH8XC3no27AGaT2MrQM03cmAM/s1600/abu-adam-alfatih-680x365.jpg" height="169" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>JAKARTA (gemaislam-Inilah Sunnah bukan teroris)</b> – Artis terkenal Teuku Wisnu mendapat banyak pujian dari pengguna sosial media. Bukan karena ‘sukses’ di sinetron terbaru tetapi karena penampilannya yang berubah total, mulai menumbuhkan jenggot dan bercelana cingkrang.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam akun Facebooknya “ Abu Adam Teuku Wisnu” yang ditulis hari ini, Senin (24/11/2014), suami Shireen Sungkar menulis kegiatannya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Alhamdulillah sudah silaturahmi dengan sodara-sodaraku di Medan.. Sekarang menuju </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">bandara Kualanamu dengan menggunakan kereta cepat (MRT) yang direct ke bandara.. Semoga bandara di daerah-daerah Indonesia lainnya bisa menyusul seperti ini,” kata Wisnu dalam akunnya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan dibubuhi foto berjenggot dan celana cingkrangnya, pujian pun datang bertubu-tubi.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Celana cingkrang+Berjenggot = Sunnah Style.. keep istiqomah dulur,” tulis Angga Eka Yudha dalam kolom komentar.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Waaaahh.. amazing..saya kira ustad teuku adalah seorang musbil, tapi ternyata saya salah, yang seperti inilah kesalehan seseorang yang sebenarnya, yang ditinjau dari tindakan dan amalannya.. Semoga istiqamah, dan Allah memaafkanku,” tulis Yayan Onnly.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Masya Allah..lakonan Abu Adam bersama Ummu Adam (Cinta Fitri) buat sy meminati kalian. Syukur Alhamdulillah kalian kini beralih kearah yg lebih baik dlm meniti jln Allah yg sebenarnya. Moga terus istiqamah dlm mendalami ilmu Allah,” tulis Suhailah Talip.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ma sya Allah… jenggot dan celananya sesuai sunnah, celana diatas mata kaki… semoga artis lain nyusul,” tulis Abu Aaisyah Al-Humairoo.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Seperti diketahui, perubahan pada pemeran Farel dalam sinetron Cinta Fitri ini berawal dari rajinnya datang ke pengajian. Beberapa da’i yang sering didengarkan ceramahnya adalah Ustadz Firanda, Ustadz Badrusalam, Ustadz Nuzul Dzikri dan beberapa da’i lainnya yang biasa mengisi di radio dan tv Rodja.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Reporter</i>: <b>Budi Marta Saudin</b></span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adiyaksa Baru, Indonesia-5.1515114 119.44205669999997-5.1534884000000005 119.43953519999997 -5.1495344 119.44457819999997tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-79765162897021947782014-11-13T22:28:00.000-08:002014-11-13T22:28:46.775-08:00Menuju Kejayaan Islam di Nusantara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXhvJHS5FMFk6KK6h7GQYPiRr2hm9YcWu4fWDsacBJykWIRdozED1Tq6pe0e6kAimLOqnOumI9ZwkUAT4AINULXoK1HxwW9HUPkcy5TC1kSWWZKlgATBfQtwgczGJtFMlcbAMhF_Zsgkv2/s1600/Tabligh+Akbar+21.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXhvJHS5FMFk6KK6h7GQYPiRr2hm9YcWu4fWDsacBJykWIRdozED1Tq6pe0e6kAimLOqnOumI9ZwkUAT4AINULXoK1HxwW9HUPkcy5TC1kSWWZKlgATBfQtwgczGJtFMlcbAMhF_Zsgkv2/s1600/Tabligh+Akbar+21.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Rekaman Tabligh Akbar "<b>Menuju Kejayaan Umat Islam di Nusantara</b>"</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Oleh Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">di Aula STIBA Makassar - Jln. Inspeksi PAM Manggala Raya, Makassar</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<iframe src="https://www.4shared.com/web/embed/audio/file/6_ERC25zba?type=MINI&widgetWidth=530&showArtwork=true&playlistHeight=0&widgetRid=323233329152" style="border: 0; height: 60px; margin: 0; overflow: hidden; width: 530px;"></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Download <a _blank="" href="https://dc458.4shared.com/download/jX27l9Tfba?dsid=42lxg.7fa4e5adb04ebdee5900c4595b654386&sbsr=805db785078af03a2b19374922bb82364fb727e5087eee67&lgfp=1000">di SINI</a> | 52 MB
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia-5.1603086 119.4467952-5.1682156 119.4367102 -5.1524015999999992 119.4568802tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-6814904800155767752014-05-30T00:05:00.000-07:002014-12-17T07:09:05.777-08:00Sosok Pemimpin yang Sesungguhnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEide2G3QKa081_Efs0Z81w-4m761pgoobOnR70Oe2jqkIQgwVjp9SU9HKT5LMe5TSyY9lxujz6U46gDeejWjn18TRvOo6B4jikd9RVEICWX9mxar7sMIdEdT1Obp5IgZpB97ZIhhaiyoLzu/s1600/Pemimpin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEide2G3QKa081_Efs0Z81w-4m761pgoobOnR70Oe2jqkIQgwVjp9SU9HKT5LMe5TSyY9lxujz6U46gDeejWjn18TRvOo6B4jikd9RVEICWX9mxar7sMIdEdT1Obp5IgZpB97ZIhhaiyoLzu/s1600/Pemimpin.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Rekaman Ceramah Khutbah Jum'at "Sosok Pemimpin yang Sesungguhnya"</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Oleh Al Ustadz Akramah Hatta, Lc</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">di Masjid Wihdatul Ummah - Abdesir, Makassar</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<iframe frameborder="0" height="25" scrolling="no" src="https://www.4shared.com/web/embed/file/rKcU4xW1ba" width="400"></iframe>
Download <a href="https://dc361.4shared.com/download/rKcU4xW1ba?dsid=42lxg.f65e24722b960011c4ada4618464b8ea&sbsr=2a4a9c31677f9c05dc34200ea9e2124a35ade76ed02ce961&lgfp=1000" target="_blank">di SINI</a> | 11 MB
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, Panakkukang, Makassar, South Sulawesi 90231, Indonesia-5.1562402 119.4475615-5.1572287 119.446301 -5.1552517 119.448822tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-30893942239114693132014-05-19T16:48:00.000-07:002014-05-19T16:49:43.695-07:00Tahzin Surah Al-Fatihah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivDzgNMy_YgGOhmXOhDtiMjlD9jjBLOluCJWmfKBQBcvchzWsmz5H2UBDtnigWWBBM57v6SCL7F4pHRUMO_C2GNJJI0pkbjUjeiATu_hNgswOkkO0Kn2hTfvsja7AT60XkNIvCr36Ei4S5/s1600/itqon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivDzgNMy_YgGOhmXOhDtiMjlD9jjBLOluCJWmfKBQBcvchzWsmz5H2UBDtnigWWBBM57v6SCL7F4pHRUMO_C2GNJJI0pkbjUjeiATu_hNgswOkkO0Kn2hTfvsja7AT60XkNIvCr36Ei4S5/s1600/itqon.jpg" /></a></div>
<br />
Murattal 30 Juz "Surah Al Fatihah"</div>
<div style="text-align: center;">
Ustadz Hasbin Abdurrahim, S.Pdi</div>
<div style="text-align: center;">
di Ulang 1 Ayat 3 Kali</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<object classid="clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" height="25" width="400"><param name="src" value="https://www.4shared.com/embed/4839213318/37074ac8"/><param name="allowfullscreen" value="true" /><embed width="400" height="25" type="application/x-shockwave-flash" src="https://www.4shared.com/embed/4839213318/37074ac8" allowfullscreen="true" /></object> </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Download <a _blank="" href="https://dc732.4shared.com/download/opnoQHSsce?dsid=42lxg.346e48e33bf232ae80a92b6628c713ef&sbsr=936c3a700d802c830e4a5bcd4a01612d28807ce0812897ba&lgfp=1000">di SINI</a> | 4 MB
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, Panakkukang, Makassar, South Sulawesi 90231, Indonesia-5.1562402 119.4475615-5.1572287 119.446301 -5.1552517 119.448822tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-11071042801462577522014-05-07T20:24:00.002-07:002014-05-07T20:26:07.146-07:00Menyesal Kutolak Lamaran Lelaki Shalih Itu,,,<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcjNJrKOiOP7ks9lB7czC9_AhyOXqqG_3r_aRmLjyh8zTVZJSziRkJaARlscQhPD6xn5CipPe_E0Sp7F0WxwZ3-nWFgKh1nIKVq4Re_iczZX5w8QVLHAnZnV_rJlU78n7b8ajvFknHPhvH/s1600/lamaran.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcjNJrKOiOP7ks9lB7czC9_AhyOXqqG_3r_aRmLjyh8zTVZJSziRkJaARlscQhPD6xn5CipPe_E0Sp7F0WxwZ3-nWFgKh1nIKVq4Re_iczZX5w8QVLHAnZnV_rJlU78n7b8ajvFknHPhvH/s1600/lamaran.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ilustrasi akhwat menolak ikhwan<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>“Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi”</i></span><br />(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)<br /><br />Tulisanku yang dulu, berjudul “Ya Allah, Aku Mencintai Ikhwan yang Tlah Beristri..” cukup banyak diapresiasi. Ada yang pro. Ada yang kontra. Malah waktu aku baca di FB, ada yang menegur kalau tulisanku cenderung menjauhkan poligami.<br /><br />Karnanya kumulai kisah ini dengan meminta maaf jika ada yang kurang berkenan. Ini kisah temanku. Tapi… aku akan membahasakannya sebagai diriku :)<br /><br />Kini usiaku udah semakin matang. Dalam masyarakatku umurku sudah </span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;">dianggap sangat senior bagi wanita yang belum menikah sepertiku. Pun dalam keluarga besarku. Tak ada diantara mereka yang seusiaku tapi masih lajang.<br /><br />Hatiku tiba-tiba menjadi tak menentu ketika ada teman yang mengirim undangan pernikahan. Kadang air mata menetes membaca undangan adik kelas yang jauh di bawahku usiaku. Tak ada orang yang mengetahui itu memang. Aku mencoba tegar. Sabar. Kuyakin Allah cinta hambaNya yang sabar.<br /><br />“Nita, kapan nich undangannya?” pertanyaan itu kadang membuat jantungku seperti berhenti berdetak. Aku tak bisa menjawab. Tapi aku tak mau itu berlangsung lama. Alhamdulillah setelah beberapa detik aku bisa tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan seperti itu.<br /><br />Aku kadang bertanya, kenapa tak ada lagi ikhwan yang mengajukan ta’aruf kepadaku. Mungkin ini cobaan buatku. Kalau benar… aku ingin pahala kesabaran menjadi milikku hingga Allah mempertemukanku dengan jodohku. Aku sangat berharap ini adalah ujian seperti yang dikatakan Nabi bahwa ujian seseorang berbanding dengan tingkat keimanannya.<br /><br />Tapi akhwat juga manusia kan? Ketika malam tiba, bisa saja ia bersedih walau siangnya terlihat sangat aktif dalam dakwah. Dalam kesendirian di atas sajadah, aku kadang berfikir tentang hadits Nabi dan menghubung-hubungkannya dengan penolakanku terhadap seorang ikhwan. Satu-satunya ikhwan yang pernah “melamarku”.<br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>“Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi”</i></span> [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah].<br /><br />Ikhwan yang datang itu, aku sebenarnya tahu siapa dia. Karena dia waktu itu aktif di lembaga dakwah di kampusku. Aku tahu dia laki-laki yang shalih. Tetapi entah kenapa, waktu itu aku menolaknya. Alas an wajah? Bukan. Aku bukan wanita seperti itu. Kekayaan? Juga bukan. Aku sadar pasangan muda hampir selalu memulai dari nol. Ilmu? Enggak juga. Dia ikhwan yang cukup pintar. Agamanya? Shalih kok. Lalu apa? Aku sendiri sulit menjelaskannya. Yang pasti waktu itu aku belum siap menikah dengannya. Mungkin juga karena waktu itu aku terlalu idealis, tidak mau menikah dengan ikhwan dari kampus yang sama. Entahlah.<br /><br />Aku jadi “takut” sendiri membaca hadits itu. Apakah karena kumenolak tanpa alasan yang jelas terhadap laki-laki shalih sepertinya sehingga sampai saat ini aku tak juga menikah? Kalau demikian halnya, aku memohon ampun padaMu ya Allah… [</span>Atik Purnama, © bersamadakwah] <br />
<br />
(Sumber : http://webmuslimah.com)</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, Panakkukang, Makassar, South Sulawesi 90231, Indonesia-5.1562402 119.4475615-5.1572287 119.446301 -5.1552517 119.448822tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-3951277732868957802014-05-02T18:55:00.002-07:002014-05-02T18:57:11.609-07:00Gambaran Seorang Istri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKSJtu93B0b1thRqfjx2Z_XsJ1lRJg-kSQvosNWmNkVuOTkq20z_eTH1mSDrXVmOYvelCAbumO-o8eohjQ66TVVKRaj6_HodvBJk57DGLJ3C8OMiGaC0K86u7IQZgu_Cj5w_ydnmgmWnrc/s1600/Istri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKSJtu93B0b1thRqfjx2Z_XsJ1lRJg-kSQvosNWmNkVuOTkq20z_eTH1mSDrXVmOYvelCAbumO-o8eohjQ66TVVKRaj6_HodvBJk57DGLJ3C8OMiGaC0K86u7IQZgu_Cj5w_ydnmgmWnrc/s1600/Istri.jpg" /></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">DR. 'Aid al Qarny menggambarkan tentang istrinya:</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Beberapa malam yang lalu, sesaat sebelum aku tidur, aku berada di atas ranjang, aku menoleh ke arah istriku dan aku pandangi bentuk wajahnya sementara ia lagi tidur, aku bergumam dalam hatiku:</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Malang sekali dia, setelah hidup selama bertahun-tahun bersama kedua orang tua dan keluarganya, ia datang untuk tidur di samping laki-laki yang asing baginya. Dia tinggalkan rumah orang tuanya. Dia tinggalkan bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Dia tinggalkan bersenang-senang di rumah keluarganya. Sekarang ia datang kepada laki-laki</span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> yang menyuruhnya untuk melakukan yang ma'ruf dan meninggalkan yang mungkar. Dia melayani laki-laki itu sesuai dengan yang diredhai Allah. Semua itu berdasarkan perintah agama, subhanallah......</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dari sini muncul pertanyaan di dalam diriku?!</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kenapa sampai gampang bagi sebagian laki-laki untuk memukul istrinya dengan penuh kekerasan, setelah ia meninggalkan rumah keluarganya, kemudian datang kepadanya.</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki untuk keluar bersama teman-temannya, kemudian ia pergi ke restoran dan ia makan tanpa mempedulikan siapa yang ada di rumahnya?!</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan waktu duduknya di luar rumah lebih banyak dari pada duduk bersama istri dan anak-anaknya?!</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan rumahnya bagaikan penjara bagi istrinya, tidak ia ajak keluar dan juga tidak ia temani.</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki membiarkan istrinya tidur, sementara di dalam hatinya ada kegetiran perasaan dan di matanya ada air mata tertahan?!</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki pergi berjalan sementara anak-istrinya ia tinggalkan tanpa peduli dengan nasib mereka selama ia pergi.</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kenapa bisa ringan bagi sebagian laki-laki berlepas diri dari tanggungjawab yang akan ia pertanggungjawabkan di akhirat nanti sebagaimana yang di sampaikan oleh Rasulullah?!</span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya..."</span></span><br />
<br />
<b><i>Sumber : Dari status ust. Rusmin Latif (Copas dari grup WA)</i></b><br />
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, Panakkukang, Makassar, South Sulawesi 90231, Indonesia-5.1562402 119.4475615-5.1572287 119.446301 -5.1552517 119.448822tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-73729605827824268362014-04-26T19:38:00.000-07:002014-04-26T19:38:47.491-07:00Kematian Ibarat Sebuah Gelas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvoEQ0v8ZdKEj82WqbEHTsTiDE_1IKwQZROAwf3a-Lkr58pTIWWcl6-iSnTVIUsx9X57ImpBTLobAAiixjyPn8SSnsY-bUubSOQRBgkfb9tDIQK7b91XhnVX1VsTTAivNpzyFjLlvomfUJ/s1600/Kematian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvoEQ0v8ZdKEj82WqbEHTsTiDE_1IKwQZROAwf3a-Lkr58pTIWWcl6-iSnTVIUsx9X57ImpBTLobAAiixjyPn8SSnsY-bUubSOQRBgkfb9tDIQK7b91XhnVX1VsTTAivNpzyFjLlvomfUJ/s1600/Kematian.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Rekaman Khutbah Jumat "Kematian Ibarat Sebuah Gelas"</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Oleh Ustadz Asri Muhammad Soleh, Lc</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
di Masjid Wihdatul Ummah-Abdesir, Makassar</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<object classid="clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" height="25" width="400"><param name="src" value="https://www.4shared.com/embed/4784617187/82095f78"/36690dc3/><param name="allowfullscreen" value="true" /><embed width="400" height="25" type="application/x-shockwave-flash" src="https://www.4shared.com/embed/4784617187/82095f78" allowfullscreen="true" /></object> </div>
<div style="text-align: center;">
Download <a href="https://dc384.4shared.com/download/Bv9P8H3xce?dsid=42lxg.675d4321c6e8c5174d73602181c583e9&sbsr=cb69e0b5bd38a1d46be8d10d05f7574b6e0d6e4dd53d5c0b&lgfp=1000" target="_blank">di SINI</a> | 14 MB</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia-5.1562402 119.4475615-5.1572287 119.446301 -5.1552517 119.448822tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-25329992566819443152014-04-23T17:14:00.000-07:002014-04-23T17:17:00.386-07:00Subhanallah, Ikuti Jejak Ayah, Putera Van Dorn Masuk Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNFAqN6-c1RD6hzSfXcrNgdLPvbi4pPVRt4eWZ_8r1wAP3iJkjPDRBAUMeI4gFu1GXuiazhm581sfjtCLJSH4ApCGSIjnJyGIZcyAplLn8VjhkpCdZJX7qEka6cG4lTBIhu-zMnGVcxk45/s1600/Masuk+Islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNFAqN6-c1RD6hzSfXcrNgdLPvbi4pPVRt4eWZ_8r1wAP3iJkjPDRBAUMeI4gFu1GXuiazhm581sfjtCLJSH4ApCGSIjnJyGIZcyAplLn8VjhkpCdZJX7qEka6cG4lTBIhu-zMnGVcxk45/s1600/Masuk+Islam.jpg" /></a><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">PUTRA Arnoud Van Doorn, seorang pembuat film antiIslam Fitna yang masuk Islam tahun lalu, dikabarkan telah mendapat hidayah mengikuti jejak Sang Ayah masuk agama Islam.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">The Khaleej Times melaporkan pada hari Senin (21/4/2014) bahwa Iskandar Van Doorn telah bersyahadat bersama 37 orang lain di Dubai International Peace Convention.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Saya melihat ayah saya menjadi lebih damai setelah masuk Islam, saat itulah saya menyadari ada sesuatu yang baik dalam agama ini dan itu membuat saya</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> mengubah persepsi saya menjadi Muslim,” kata Iskandar.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Iskandar mengatakan bahwa setelah ayahnya masuk Islam, ia juga mulai belajar Al-Qur’an dan mendengarkan ceramah tentang Islam. Isakandar, 22, mengatakan seorang teman dekat yang seorang Muslim juga membantu untuk mengajarinya tentang agama Islam.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Arnoud Van Dorn, ayahnya, adalah seorang mantan pembantu pemimpin sayap kanan Belanda Geert Wilders. Van Dorn berpartisipasi dalam pembuatan film antiIslam ‘Fitna’ yang menghina Islam. Van Doorn kemudian mulai mendalami Islam untuk membuat film Fitna tersebut, tapi Van Dorn akhirnya terinspirasi oleh pesan Islam dan mengaku sebagai Muslim tak lama kemudian. [ds/islampos/worldbulletin]</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Baruga Raya, Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan 90234, Indonesia-5.1565534999999993 119.48102740000002-5.1605069999999991 119.47598490000001 -5.1526 119.48606990000002tag:blogger.com,1999:blog-4764349406030806890.post-22955530184952160412014-04-21T23:18:00.000-07:002014-04-21T23:20:58.883-07:00Aku Terpaksa Menikahimu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><b> [mohon dibaca sampai selesai, tak usah malas membacanya yah..]</b></span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Insya Allah Menginspirasi</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYGpDTetgGSp1tes3Ewpw-RmuP_pzRkoUt0CphHlIYp6z1mWjxndDWF41whLS1mQKcB9CUCBG2OS_bhYljOc7KktFN7eMCKn5g1sAkrQQj8kJYy0Onoo3iI4aV7widbGEQ67Y3wz-tUyP6/s1600/Nikah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYGpDTetgGSp1tes3Ewpw-RmuP_pzRkoUt0CphHlIYp6z1mWjxndDWF41whLS1mQKcB9CUCBG2OS_bhYljOc7KktFN7eMCKn5g1sAkrQQj8kJYy0Onoo3iI4aV7widbGEQ67Y3wz-tUyP6/s1600/Nikah.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Istriku Liliana tersayang,</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi- mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya,<b> <i>“Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”</i></b></span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”</span></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku menggeleng,<i> “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”</i></span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">-----------------------------------------------</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sumber: http://bundaiin.blogdetik.com</span></div>
<div class="blogger-post-footer">as-sunnah</div>Andi Wawan http://www.blogger.com/profile/17247980699205398514noreply@blogger.com0Jalan Baruga Raya No.4, Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan 90234, Indonesia-5.1565943999999986 119.48268970000004-5.1566563999999984 119.48261070000004 -5.1565323999999988 119.48276870000004